Minggu, 08 Mei 2016

Benarkah yang baik berjodoh dengan yang baik?

Benarkah yang baik berjodoh dengan yang baik? – sering kita dengar ada orang berkata seburuk apapun seorang laki-laki maka ketika ia akan menikah ia akan mencari seorang yang baik untuk anaknya kelak, ia akan mencari calon ibu yang sempurna untuk anaknya nanti. Bukan sekali dua kali kita temui hal ini sudah sering sekali, bahkan tidak hanya diucapkan dengan lisan tapi juga dibuat status facebook. lalu apakah untuk mencari calon istri yang baik itu mudah, ada pepatah yang berkata jika anda berteman dengan tukang las maka baju anda akan bolong-bolong, tapi jika anda berteman dengan seorang yang berdagang minyak wangi anda akan harum juga. begitupun dengan mencari jodoh jika anda saat ini masih urakan apakah anda menemukan orang yang pantas menjadi ibu yang baik di sekitar anda? saya rasa wanita yang ada disekeliling anda adalah wanita yang juga sama dengan anda mungkin wanita yang suka keluar malam, bertatto, berpakaian tidak sopan, sedangkan wanita seperti itu pasti logika anda berkata bahwa dia tidak pantas untuk menjadi seorang ibu. bukan kah begitu? 



yang baik dengan yang baik


Rasanya menarik juga hal ini untuk dapat dibahas ya sobat...

Jika yang dicari adalah seorang calon ibu yang baik, maka coba kita bahas dulu bagaimana kriteria ibu yang baik itu.
  • Sopan Santun
  • Pola Pikir Yang Bagus
  • Jiwa Sabar
  • Kasih Sayang
  • Akhlak Baik
  • Agama yang baik


Dalam mendidik seorang buah hati hal-hal diatas pastilah sudah akan dibutuhkan, bagaimana dia akan mengajarkan hal itu untuk anaknya jika hal itu tidak dimiliki oleh calon ibu. Seorang guru harus tau 50 + 50 = 100, jika dia ingin mengajarkan muritnya 1 + 1 =2 bukankah begitu?. Sedangkan ibu adalah guru pertama yang akan ditemui oleh anaknya, bahkan pada saat anak itu masih dalam kandungan. Seorang ibu ketika mengandung seharusnya pun sudah mengajarkan hal-hal yang baik seperti mendengarkan ayat-ayat suci Al-Quran kepada anaknya jika nantinya ingin anaknya mencintai Al-Quran. Lalu bagaimana seorang ibu akan mengajarkan / memperdengarkan Al-Quran kepada buah hatinya kalau dia saja tidak pernah membaca Al-Quran.

Nah kriteria-kriteria calon ibu diatas adalah sedikit dari sifat ibu yang harus dimiliki masih banyak sekali kadang hal-hal yang hanya dimiliki oleh ibu dan sulit untuk di ungkapkan oleh kata-kata.

Lalu sebagai laki-laki apakah kita sudah siap dengan diri kita untuk menyambut wanita seperti itu? Bertanya pada diri sendiri apakah kita sudah siap menjadi seorang suami/ayah nantinya dengan kualitas yang sama.

Jika kita menemukan jawabannya yang muncul adalah “okeh, saya akan memperbaiki diri saya untuk menjadi lebih baik lagi” supaya saya nantinya akan menemui dan menjumpai jodoh saya yang baik.

Sering kita mendengar atau membaca firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 26.

“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)

Serta  menyandingkan surah ini dengan potongan ayat ke 9 dari surat Al-Imran.

“.....Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji”

Jadi jika dimasukkan dalam logika manusia adalah jika kita baik maka akan berjodoh dengan yang baik, dan Allah tidak akan ingkar pada janjinya.

Tapi rupanya itu salah sobat, jangan tafsirkan Al-Quran dengan logika dan tata bahasa semata.  Coba baca sejarah dan sebab dari turunnya firman Allah, begitu pun Ayat 26 dari surat An-Nisa ini. Ayat ini diturunkan untuk menunjukkan kesucian ‘Aisyah r.a. dan Shafwan bin al-Mu’attal r.a. dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Pernah suatu ketika dalam suatu perjalanan kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq, ‘Aisyah terpisah tanpa sengaja dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang dan kemudian diantarkan pulang oleh Shafwan yang juga tertinggal dari rombongan karena ada suatu keperluan. Kemudian ‘Aisyah naik ke untanya dan dikawal oleh Shafwan menyusul rombongan Rasullullah SAW. dan para shahabat, akan tetapi rombongan tidak tersusul dan akhirnya mereka sampai di Madinah. Peristiwa ini akhirnya menjadi fitnah dikalangan umat muslim kala itu karena terhasut oleh isu dari golongan Yahudi dan munafik jika telah terjadi apa-apa antara ‘Aisyah dan Shafwan.

Masalah menjadi sangat pelik karena sempat terjadi perpecahan diantara kaum muslimin yang pro dan kontra atas isu tersebut. Sikap Nabi juga berubah terhadap ‘Aisyah, beliau menyuruh ‘Aisyah untuk segera bertaubat. Sementara ‘Aisyah tidak mau bertaubat karena tidak pernah melakukan dosa yang dituduhkan kepadanya, ia hanya menangis dan berdoa kepada Allah agar menunjukkan yang sebenarnya terjadi. Kemudian Allah menurunkan ayat ini yang juga satu paket annur 11-26.

Jadi sesungguhnya ayat ini adalah bukan sebagai janji Allah terhadap manusia, tapi ini menjadi peringatan kepada manusia untuk benar-benar memilih pasangan hidup, memilih yang terbaik untuk masa depannya.

Karena tidak sedikit kita temui banyak juga disekeliling kita, ada pasangan yang suaminya sholeh tapi istrinya jauh dari kata baik atau sebaliknya. Kemudian orang yang sudah baik ketika berjodoh dengan pasangan yang tidak baik, akan mendapat 2 pilihan pertama akan turun keimanannya terhadap Allah karena tidak sanggup menahan cobaan yang dihadapi, kedua adalah akan mendapat hikmah jika sanggup bertahan apa lagi sampai mengubah pasangan yang tidak baik menjadi baik.

Memperbaiki diri itu wajib bukan karena untuk mencari jodoh yang baik, ketika anda sudah baik jodoh pun tidak datang dengan sendirinya, betapa banyak orang yang membujang sampai sudah berumur? berusaha lah untuk mendapatkan jodoh yang baik itu. seleksi terlebih dahulu sebelum menentukan dan menjalin hubungan pernikahan.
Dan usaha saja itu tidak lah sempurna jika tidak dibarengi dengan doa sobat. 

Doa untuk mendapatkan pasangan sholeh dan sholehah.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya: “Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” Lihat Al Quran surat Al Furqan:74.

Sobat menikah bukanlah hal yang main-main, jadi jangan lakukan persiapannya dengan sembarangan sobat harus mempersiapkannya dengan sebaik mungkin, sebelum mempersiapkan hari tanggal, sebelum mempersiapkan siapa calon yang akan duduk bersanding di pelaminan bersama anda, persiapkan lah anda sebagai orang yang harus siap mencari bidadari surga yang bertebaran di muka bumi ini. ingat seorang bidadari tidak mau dengan budak, seorang bidadari yang sholehah tidak mau dengan pemabuk. mereka pun mencari yang pantas dijadikan sebagai ayah dari anak-anak mereka nanti.
masi kita berjuang bersama untuk mendapatkan calon pasangan yang juga sesuai dengan harapan dan cita-cita kita.karena saya juga masih lajang. 
Semoga Bermanfaat sobat semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar